Isak Tangis Keluarga di Binjai Mendengar Anaknya Jadi Korban Hanyut di Aceh

Isak Tangis Keluarga di Binjai Mendengar Anaknya Jadi Korban Hanyut di Aceh

topmetro.news – Topan Fariadi (42) orangtua dari Ibnu Rusyadi (18) warga Tanjung Jati, Gang Mesjid, hanya bisa pasrah sembari meneteskan air mata setelah mendapat kabar jika anaknya yang mengenyam pendidikan di Sekolah Raushan Fikri Islamic School (Mts/MA Raushan) Kota Binjai itu meninggal dunia. Penyebabnya karena terseret arus ombak saat sedang liburan bersama teman-temannya dan para dewan guru di Pantai Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (18/5/2022) sore, sekira pukul 15.45 WIB.

Tidak hanya Ibnu Rusyadi, 2 orang rekannya yang diketahui bernama Ahmad Fariza (15) warga Paya Jambo Binjai, serta Dzaki Alkhair (14) warga Jalan Jawa, Lingkungan IV, Kelurahan Damai, Kecamatan Binjai Utara juga meninggal dunia karena menjadi korban derasnya ombak Pantai Lampuuk.

Beruntung,  seorang rekan korban yang diketahui bernama Fatih Rasyid Hanafi Ginting (15) warga Kelurahan Sumber Karya, Binjai, dikabarkan selamat.

“Benar Bang, pagi tadi sekitar jam 08.30 WIB jenazah korban tiba di rumah duka,” ujar Indra. Salah seorang tetangga korban (Ibnu Rusyadi-red) saat melayat di rumah duka, Kamis (19/5/2022) pagi.

Rumah Duka

Sementara Ibu Ibnu Rusyadi yang bernama Dani, hanya bisa terlihat pasrah dan terus menangis.

“Korban bersama teman temannya dan juga para guru, semalam memang liburan di Pantai Lampuuk. Gak nyangka ternyata dapat kabar meninggal dunia,” ungkap salah seorang warga sekitar yang enggan menyebut namanya saat sedang melayat di rumah korban.

Menurut informasi yang berhasil dirangkum awak media, kejadian berawal pada Rabu (18/5/2022) sore, sekira pukul 15.00 WIB sebanyak 3 unit Bus dari MTs/MA Raushin Binjai, tiba di Pantai Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Kecamatan Aceh Besar, dengan membawa rombongan dewan guru dan pelajar yang berjumlah sekitar 130 orang.

Usai rombongan turun dari bus, para dewan guru beserta murid terlebih dahulu memesan makanan dan minuman pada salah satu Cafe yang ada di Pantai Lampuuk. Selanjutnya, para pelajar yang berjumlah kurang lebih 40 orang, berikut dewan guru, melakukan kegiatan mandi di Pantai.

Terseret Ombak

Namun sebelum mandi-mandi di Pantai, pemilik Cafe bernama Ansrullah, mencoba mengingatkan kepada salah seorang dewan guru pengawas yang bernama Surya Darma. Agar tidak mandi di Pantai (jangan terlalu ke tengah).

“Boleh mandi, tapi di pinggir saja. Karena ombak sedang tidak bersahabat,” ungkap pemilik Cafe kepada siswa dan para dewan guru.

Tidak berselang lama, atau sekira 20 menit para pelajar mandi di Pantai Lampuuk. Salah seorang korban yang selamat (Fatih Rasyid Hanafi Ginting) meminta tolong dengan melambaikan tangannya karena ia terseret arus ombak ketengah.

Melihat rekannya meminta tolong, ketiga korban (meninggal dunia-red) langsung berusaha menyelamatkan kawannya dengan berenang kearah korban untuk memberikan pertolongan.

Nahas, ketiga korban yang berusaha akan menyelamatkan rekannya tersebut malah ikut terseret arus ombak dan tenggelam.

Mengetahui kejadian tersebut, satu banana boat memberikan pertolongan dan membantu evakuasi korban.

Hasilnya, keempat korban berhasil dinaikkan ke atas boat dan kemudian dibawa ke darat. Setelah itu, keempat pelajar itu langsung di evakuasi ke Puskesmas Lhoknga untuk mendapat pertolongan medis.

Meski sudah mendapat penanganan dari petugas medis, namun tiga dari empat korban akhirnya meninggal dunia.

Sementara satu orang lagi yang kondisinya kritis langsung di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa, Banda Aceh. Guna mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.

 

reporter | Rudi Hartono

Related posts

Leave a Comment